www.radarharian.id – Dalam dunia sepak bola, kelompok pendukung, terutama yang dikenal sebagai ultras, memainkan peran yang sangat penting dalam menciptakan atmosfer pertandingan yang semarak. Namun, di balik semangat dan loyalitas mereka, ada sisi gelap yang sering kali disertai dengan insiden kekerasan yang menyentuh batas. Hal ini menjadikan kelompok ultras dikenal di seluruh dunia, bukan hanya karena dukungan mereka yang megah, tetapi juga karena kontroversi yang sering kali menyertai aksi mereka.
Berbagai budaya pendukung ini ternyata memiliki akar yang dalam, mulai dari Italia hingga menyebar ke negara lain dengan tradisi sepak bola yang kaya. Dalam artikel ini, kita akan membahas sepuluh kelompok ultras yang dianggap paling menakutkan, menggambarkan bagaimana mereka beroperasi, dan apa yang membuat mereka menjadi sorotan di dunia sepak bola.
Penting untuk memahami bahwa meskipun beberapa kelompok ultras dikenal karena aksi kekerasannya, tidak semua dari mereka melibatkan tindakan negatif saja. Banyak yang juga terlibat dalam aktivitas amal dan dukungan bagi masyarakat di sekitarnya. Namun, tindakan kekerasan tetap menjadi bagian dari identitas mereka yang sulit diabaikan.
Menjelajahi Berbagai Kelompok Ultras yang Terkenal di Sepak Bola
Legia Warsaw adalah salah satu kelompok ultras yang paling ditakuti di Eropa Timur. Mereka mengenal reputasi mereka di Stadion Wojska Polskiego yang sering kali menampilkan tifo kontroversial, menciptakan suasana yang intimidatif bagi lawan. Pesan-pesan yang disampaikan melalui koreografi tersebut sering kali menjadi simbol perlawanan terhadap sepak bola modern.
Di Serbia, kelompok pendukung Red Star Belgrade, yang dikenal dengan sebutan Delije, menambah warna pada atmosfer pertandingan di stadion. Pertandingan di Stadion Rajko Mitić menjadi ajang bagi mereka untuk menunjukkan aksi pyrotechnics dan sorakan yang menggugah semangat. Namun, banyak yang juga merasakan ketegangan yang muncul dari kehadiran mereka.
Kroasia memiliki dua kelompok ultras yang terkenal, yaitu Torcida Split pendukung Hajduk Split dan Bad Blue Boys yang mendukung Dinamo Zagreb. Keduanya memiliki sejarah panjang dan reputasi keras di dalam dan luar lapangan. Insiden yang terjadi di Goodison Park pada 2017 menjadi bukti bagaimana ketegangan antar kelompok dapat memicu kerusuhan yang tak terduga.
Peran Kelompok Ultras dalam Dinamika Sepak Bola Internasional
Ferencvaros dari Hungaria juga memiliki pengikut setia yang disebut Green Monsters. Rivalitas mereka dengan ultras Újpest kerap memanas, yang menciptakan momen bersejarah dalam dunia sepak bola. Aksi provokatif mereka menjadi bagian dari karakter laga-laga derbi yang sarat emosi.
Di Amerika Selatan, Los Borrachos Del Tablón dari River Plate terkenal akan semangat yang tidak kenal lelah dalam mendukung tim mereka. Namun, rivalitas dengan Boca Juniors tidak jarang berujung pada bentrokan. Serangan terhadap bus tim Boca pada 2018 adalah salah satu contoh konkret dari fanatisme yang terkadang berujung pada tindakan kekerasan.
Mengalihkan perhatian kita ke Italia, S.S. Lazio dan kelompok mereka, Irriducibili, menjadi aspek yang menarik dari dunia ultras. Dengan catatan sejarah yang kental terkait kekerasan, tindakan mereka sering kali melampaui batas-batas yang seharusnya dijaga. Insiden penyerangan terhadap pendukung Real Sociedad pada Januari 2025 menjadi salah satu momen kelam dalam catatan mereka.
Konsekuensi dan Pengaruh Sosial dari Budaya Ultras
Pendukung garis keras Sparta Prague di Republik Ceko memiliki reputasi yang diwarnai pandangan politik sayap kanan. Spanduk-spanduk yang dibawa sering kali menampilkan pesan-pesan rasis dan anti-imigran, yang membuat UEFA terpaksa menjatuhkan denda sejumlah kali. Hal ini menunjukkan bagaimana budaya ultras dapat melampaui batas sepak bola dan menyentuh aspek sosial dan politik.
Turki juga tidak kalah dengan hadirnya ultrAslan, kelompok ultras terbesar dari Galatasaray, yang dikenal dengan aksi pyrotechnics di stadion. Meskipun banyak tindakan tersebut dilarang oleh federasi, semangat mereka tidak surut. Keberanian mereka untuk melakukan hal di luar batas di Old Trafford pada 2023 menciptakan momen yang sulit dilupakan.
Di Prancis, Commando Ultras 84 dari Olympique de Marseille menjadi pilar penting dalam dukungan klub. Pertandingan melawan Paris Saint-Germain menjadi panggung bagi mereka untuk menunjukkan kekuatan dukungan, meskipun seringkali berujung pada bentrokan fisik. Atmosfer di Stadion Velodrome yang diciptakan oleh mereka dikenal sangat menegangkan bagi lawan yang datang.
Kehadiran kelompok ultras tidak bisa dipandang sebelah mata dalam dunia sepak bola. Meski membawa semangat dan atmosfer yang menarik, faktanya banyak yang harus dihadapi bersama dengan sisi negatif dari fanatisme yang ekstrem. Insiden kekerasan, kerusuhan, dan sanksi klub menjadi konsekuensi yang sering mengintai.
Namun, di balik semua itu, loyalitas untuk klub adalah satu hal yang tidak dapat dipungkiri. Kelompok ultras tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari landscape sepak bola global, memperlihatkan bagaimana passion dan dedikasi bisa membuahkan keberanian dan tantangan yang kompleks di arena. Mereka adalah bagian dari cerita yang lebih besar, di mana seni dan kekerasan bertemu dengan semangat olahraga.