www.radarharian.id – Selama bertahun-tahun, banyak orang percaya bahwa Dolar Amerika Serikat (USD) adalah mata uang terkuat di dunia karena sering digunakan dalam transaksi internasional. Namun, ketika dilihat dari nilai tukarnya, dolar tidak selalu menduduki posisi teratas dibandingkan dengan mata uang negara lain.
Tinggi rendahnya nilai mata uang suatu negara dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Apabila permintaan suatu mata uang lebih tinggi dibandingkan pasokan, maka nilai mata uang tersebut akan menguat, sebaliknya jika sebaliknya terjadi, nilainya bisa melemah.
Selain faktor penawaran dan permintaan, terdapat juga elemen lain yang memengaruhi nilai tukar, yaitu neraca perdagangan, suku bunga, stabilitas politik, dan kondisi ekonomi negara tersebut. Semua faktor ini saling berinteraksi dan membentuk dinamika nilai mata uang di pasar global.
Artikel ini menyajikan informasi mengenai sepuluh mata uang terkuat di dunia berdasarkan nilai tukar mereka terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) dan Rupiah Indonesia (IDR). Mari kita lihat daftar tersebut dan beberapa penjelasan terkait masing-masingnya.
Daftar 10 Mata Uang Terkuat Berdasarkan Nilai Tukar
Posisi pertama diisi oleh Dinar Kuwait (KWD) yang memiliki nilai tukar tertinggi di dunia. Satu Dinar Kuwait setara dengan sekitar US$3,27 atau sekitar Rp53.051,24, ditopang oleh stabilitas ekonomi dan sumber daya minyak yang melimpah.
Di tempat kedua terdapat Dinar Bahrain (BHD) dengan nilai tukar US$2,65 atau setara Rp42.992,08 per satuan. Bahrain, meski tergolong kecil, berhasil memanfaatkan sumber daya energi untuk menjaga kestabilan ekonominya, sehingga nilai dinarnya tetap tinggi.
Sementara itu, di posisi ketiga ada Riyal Oman (OMR), yang bernilai US$2,60 atau sekitar Rp42.093,57. Keberhasilan Oman dalam menerapkan kebijakan moneter yang ketat, serta kestabilan politik, membuat mata uangnya tetap diminati di pasar internasional.
Dinar Yordania (JOD) menempati urutan keempat dengan nilai tukar US$1,41 atau sekitar Rp22.856,15. Meskipun bukan negara penghasil minyak utama, Yordania melakukan pengelolaan kebijakan fiskal yang hati-hati untuk menjaga nilai tukar mata uangnya.
Poundsterling dan Franc Swiss: Mata Uang Klasik dengan Stabilitas Tinggi
Poundsterling Inggris (GBP) berada di posisi kelima, dengan nilai tukar mencapai US$1,36 atau Rp22.003,10. Sebagai salah satu mata uang tertua di dunia, Poundsterling mewakili kekuatan ekonomi Inggris yang dikenal sebagai pusat keuangan global.
Selanjutnya, Franc Swiss (CHF) dikenal sebagai mata uang “safe haven” atau tempat perlindungan dalam situasi krisis, berada di posisi keenam dengan nilai tukar US$1,25 atau Rp20.318,47. Stabilitas ekonomi Swiss dan kebijakan netralitas politiknya menjadi faktor utama penguatan mata uang ini.
Posisi ketujuh diisi oleh Dolar Kepulauan Cayman (KYD) yang memiliki nilai tukar sekitar US$1,22 atau Rp19.762,18. Dikenal sebagai pusat keuangan lepas pantai, Kepulauan Cayman menarik banyak investasi asing, yang berkontribusi pada kekuatan mata uangnya.
Euro (EUR) sebagai mata uang resmi Uni Eropa menduduki posisi kedelapan, dengan nilai tukar sekitar US$1,17 atau Rp19.007,65. Sebagai salah satu mata uang paling banyak digunakan dalam perdagangan internasional, Euro telah menjadi simbol integrasi ekonomi di Eropa.
Dolar AS dan Dolar Kanada: Kedudukan dalam Pasar Global
Dolar Amerika Serikat (USD) berada di posisi kesembilan, dengan nilai tukar Rp16.205,01. Meskipun bukan yang tertinggi, USD tetap menjadi mata uang cadangan utama dunia dan acuan untuk banyak transaksi finansial di seluruh dunia.
Dolar Kanada (CAD) menempati urutan kesepuluh, dengan nilai tukar sekitar US$0,73 atau Rp11.869,60. Stabilitas ekonomi Kanada, ditopang oleh kekayaan sumber daya alam yang melimpah, turut memperkuat posisi Dolar Kanada di pasar global.
Dengan melihat daftar ini, jelas bahwa nilai tukar Rupiah Indonesia masih jauh dari mata uang-mata uang terkuat tersebut. Untuk meningkatkan nilai tukar Rupiah, penting bagi kita sebagai masyarakat untuk mendukung perekonomian domestik dengan mencintai dan membeli produk-produk lokal.