www.radarharian.id – Belakangan ini, Bupati Pati, Jawa Tengah, Sudewo, berada di tengah perhatian publik setelah kebijakan pajaknya mengundang reaksi meluas. Kebijakan peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250 persen sangat mengusik masyarakat, memicu demonstrasi besar-besaran.
Meskipun ia telah membatalkan keputusan tersebut dan meminta maaf, gelombang protes yang diorganisir oleh Aliansi Masyarakat Pati Bersatu tetap berlanjut. Mereka bahkan menuntut agar Sudewo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Bupati.
Sudewo, yang telah menjabat Bupati Pati sejak 18 Juli 2025, berhasil memenangi Pilkada 2024 dengan didukung oleh pasangannya, Sujarwanto Dwiatmoko. Dengan perolehan suara mencapai 419.684 atau 53,53 persen, mereka mengusung slogan yang mencerminkan keberpihakan pada masyarakat lokal.
Baca juga: Gubernur Jateng tanggapi desakan Bupati Pati mundur
Profil Singkat Sudewo yang Mencolok di Pati
Sudewo lahir pada 11 Oktober 1968 di Pati dan menyelesaikan pendidikan menengahnya di SMAN 1 Pati. Ia melanjutkan studi di Universitas Sebelas Maret (UNS) dan memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil pada 1991, sebelum melanjutkan pendidikan magister di Universitas Diponegoro.
Kariernya dimulai dalam sektor konstruksi di PT Jaya Construction dan kemudian beralih menjadi tenaga honorer di Departemen Pekerjaan Umum di Bali. Pengalamannya berlanjut dengan berbagai penugasan di bidang konstruksi dan infrastruktur, termasuk proyek peningkatan jalan dan jembatan.
Pada 1999, ia ditugaskan di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karanganyar dan pernah mencalonkan diri sebagai calon Bupati Karanganyar. Namun, kesempatan tersebut tidak berhasil membawanya ke kursi kepemimpinan.
Baca juga: KPK sebut Bupati Pati termasuk pihak diduga terima dana kasus DJKA
Langkah Pertama Sudewo di Dunia Politik
Setelah mengakhiri karier sebagai PNS, Sudewo memutuskan untuk terjun ke dunia politik melalui Partai Gerindra. Ia terpilih sebagai anggota DPR RI pada periode 2009-2014 dan kembali selama beberapa periode berikutnya.
Di dalam partainya, Sudewo berperan aktif dan pernah menjabat sebagai Ketua DPP Gerindra Bidang Pemberdayaan Organisasi, menciptakan pengaruh yang lebih besar dalam struktur partai. Selain itu, ia juga terlibat dalam berbagai organisasi sejak muda, menunjukkan komitmennya terhadap masyarakat dan politik.
Perjalanan politiknya dipenuhi dengan tantangan, namun ia berhasil muncul sebagai tokoh yang dikenal oleh masyarakat, berkat dedikasinya dalam berbagai kegiatan sosial dan politik. Hal ini menjadi landasan kepopulerannya yang membawanya ke tampuk kepemimpinan daerah.
Baca juga: Unjuk rasa warga di Pati berlangsung anarkis bakar mobil
Kontroversi Kebijakan Pajak yang Memicu Desakan Mundur
Kebijakan Sudewo yang menaikkan PBB-P2 sampai 250 persen menimbulkan reaksi keras dari masyarakat kurang dari sebulan setelah dilantik. Banyak warga merasa tertekan dan menganggap kebijakan itu tidak adil, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Meskipun Sudewo mengklaim bahwa kebijakan itu bertujuan untuk memperbaiki pendapatan daerah dan mendukung pembangunan infrastruktur, protes massa menyebabkan ia terpaksa membatalkan keputusan itu. Namun, tanggapannya yang provokatif terhadap aksi demo justru memicu lebih banyak kerusuhan.
Pada 13 Agustus, ratusan ribu massa menggeruduk Alun-Alun Pati sebagai bentuk tuntutan agar Sudewo mundur dari jabatannya. Aksi protes tersebut tidak hanya damai, beberapa di antaranya berujung pada kericuhan, seperti perusakan fasilitas dan mobil dinas.
Baca juga: Anggota DPR sebut Bupati Pati tak boleh dijatuhkan karena anarkisme
Dugaan Keterlibatan dalam Kasus Korupsi yang Menyita Perhatian
Kondisi politik di Pati semakin rumit ketika KPK mengungkap bahwa Sudewo termasuk dalam daftar yang diduga menerima dana dalam kasus suap terkait pembangunan jalur kereta api. Nama Sudewo juga dicantumkan dalam sidang kasus di Pengadilan Tipikor Semarang.
Berdasarkan keterangan KPK, mereka menyita sejumlah uang dari tempat tinggal Sudewo yang berjumlah fantastis. Ia membantah keras tuduhan tersebut, bersikeras bahwa ia tidak terlibat dalam praktik korupsi yang dituduhkan.
Dengan masa jabatan Bupati Pati yang baru dimulai, Sudewo kini harus menghadapi tantangan berat, termasuk tuntutan mundur dari warga dan mempertahankan integritas dirinya dari serangan tuduhan korupsi. Periode kepemimpinannya yang penuh konflik ini akan menjadi ujian bagi kepemimpinannya ke depan.
Baca juga: Anggota DPR sebut aksi Pati contoh kedaulatan rakyat dan demokrasi