www.radarharian.id – Kabar duka baru saja mengguncang dunia hukum di Indonesia. Mantan Jaksa Agung, Abdul Rahman Saleh, telah meninggal dunia di usia 84 tahun pada tanggal 4 Juli di Jakarta.
Beliau menghembuskan napas terakhirnya di RS Mayapada, Jakarta Selatan, dan berita tersebut dikonfirmasi oleh akun resmi Kejaksaan Republik Indonesia melalui media sosial. Kehilangan Abdul Rahman meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah hukum negara ini.
Pernyataan resmi dari Kejaksaan menyatakan, “Innalillahi Wa Innalillahi Roji’un telah berpulang Bapak Abdul Rahman Saleh,” disertai harapan agar Allah SWT memberikan ampunan dan menempatkan beliau di sisi-Nya. Rencananya, jenazah beliau akan disemayamkan di rumah duka di Pejaten Raya, Jakarta selatan.
Almarhum bukan hanya dikenal sebagai Jaksa Agung pada periode 2004-2007, tetapi juga memiliki perjalanan karier yang mengesankan dan berpengaruh. Siapakah sebenarnya Abdul Rahman Saleh? Mari kita teliti lebih dalam mengenai sosok beliau.
Baca juga: Mantan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh meninggal dunia
Profil Singkat Abdul Rahman Saleh yang Menginspirasi
Abdul Rahman lahir pada 1 April 1941 di Pekalongan. Ia dikenal sebagai sosok yang memiliki integritas tinggi dan dedikasi kuat dalam menegakkan hukum di Indonesia, di mana kedalaman ilmu hukumnya menjadi modal utama dalam kariernya.
Pengalamannya yang dimulai sebagai wartawan di harian Nusantara Jakarta antara tahun 1968 dan 1972, memberikan landasan yang cukup untuk memasuki dunia hukum. Ia meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1967.
Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana, Abdul Rahman meneruskan studi di Magister Kenotariatan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia hingga meraih gelar pada tahun 1990. Meskipun sudah banyak pencapaian dalam dunia akademis, semangat belajarnya tidak pernah pudar.
Hubungannya dengan praktik hukum makin dalam saat menjabat sebagai Direktur LBH Jakarta dari 1981 hingga 1984. Di posisi ini, beliau berperan aktif dalam memberikan bantuan hukum kepada masyarakat yang membutuhkan.
Di samping itu, Abdul Rahman juga sempat menjadi notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dari 1992 hingga 1999. Kariernya semakin bersinar ketika ia diangkat menjadi Hakim Agung Mahkamah Agung pada tahun 1999 hingga 2004 di era Presiden Abdurrahman Wahid.
Baca juga: Mantan Jaksa Agung mengenang Adnan Buyung ajari nilai dasar hukum
Menjabat sebagai Jaksa Agung di pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Abdul Rahman dikenal karena kepemimpinannya yang tegas dan integritas yang dipegangnya. Di bawah kepemimpinannya, Kejaksaan Agung melaksanakan berbagai program reformasi untuk meningkatkan pelayanan publik.
Setelah mengundurkan diri dari jabatan Jaksa Agung, beliau diangkat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kerajaan Denmark pada Juni 2008, sebuah posisi yang dipegangnya hingga 2011. Koneksi internasional yang dibangun selama masa jabatannya memberikan dampak positif bagi hubungan Indonesia dengan negara lain.
Komitmennya terhadap dunia hukum dan keadilan tidak hanya berakhir saat pensiun. Setelah menyelesaikan tugas kenegaraannya, Abdul Rahman memilih untuk tidak lagi terlibat dalam posisi publik, tetapi tetap dikenang sebagai sosok yang menginspirasi banyak orang.
Kepergiannya pada 4 Juli 2025 menandai berakhirnya perjalanan seorang tokoh hukum yang berpengaruh di Indonesia. Banyak pihak, baik dari rekan sejawat maupun masyarakat umum, merasakan kehilangan yang dalam akan sosok yang sangat menghormati integritas dan keadilan.
Baca juga: Rahman Saleh: Adnan Buyung Nasution ajari tidak takut bela kebenaran